TUGAS SISTEM PERTANIAN TERPADU
OLEH:
EVI SUSANA/AGRIBISNIS SEMESTER IV
NIM: 11.04.13.0061
KAMIS, 17 JULI 2014
BAB I
SISTEM PERTANIAN TERPADU
A. Sistem Pertanian Terpadu
Sistem pertanian terpadu adalah
satu sistem yang menggunakan ulang dan mendaur ulang menggunakan tanaman dan
hewan sebagai mitra, menciptakan suatu ekosistem yang meniru cara alam bekerja.
Sistem pertanian terpadu
merupakan sistem di mana pertanian dapat bermanfaat dan berperan penting dalam
suatu bidang tertentu baik itu secara langsung maupun tidak langsung, begitu
pula sebaliknya. Umumnya bidang-bidang tersebut mempunyai hubungan tertentu
yang lebih spesifik dengan pertanian. Adapun beberapa bidang yang di dalamnya
pertanian dapat diterapkan, diantaranya adalah perkebunan, kehutanan,
perikanan, peternakan dan wisata.
B. Pengertian Pertanian
Berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan (sustainable
agriculture) adalah pemanfaatan sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable
resources) dan sumberdaya tidak dapat diperbaharui (unrenewable
resources) untuk proses produksi pertanian dengan menekan dampak negatif
terhadap lingkungan seminimal mungkin. Ciri-ciri pertanian berkelanjutan adalah
Secara ekonomi menguntungkan dan dapat dipertanggung jawabkan (economically
viable) dan Berwawasan ekologis (ecologically sound), berkeadilan sosial dan
Manusiawi dan menghargai budaya lokal, dan mampu berdaptasi (adaptable).
1. indikator pertanian berkelanjutan
1. Menghasilkan produk pertanian
yang berkualitas dengan kuantitas memadai,
2. Membudidayakan
tanaman secara alami.
3. Mendorong dan meningkatkan
siklus hidup biologis dalam ekosistem pertanian,
4. Memelihara dan
meningkatkan kesuburan tanah jangka panjang,
5. Menghindarkan seluruh bentuk
cemaran yang diakibatkan penerapan teknik pertanian dan memelihara keragaman genetik
sistem pertanian.
BAB II
POLA SISTEM PERTANIAN TERPADU
Adapun beberapa bidang yang di
dalamnya pertanian dapat diterapkan, di antaranya adalah perkebunan, kehutanan,
perikanan, peternakan dan wisata.
A. Pertanian – Kehutanan
Salah satu bentuk system
pertanian terpadu pertanian-kehutanan adalah agroforestry yaitu penanaman
tanaman tahunan, dengan tanaman semusim. Tanaman tahunan, dalam bentuk tanaman
hutan, keras, guna untuk rehabilitasi, disamping untuk rehabilitasi, ditanamkan
juga tanaman semusim untuk faktor ekonomi.
B. Pertanian – Perikanan
Sistem mina padi merupakan cara
pemeliharaan ikan di sela-sela tanaman padi, sebagai penyelang diantara dua
musim tanam padi atau pemeliharaan ikan sebagai pengganti palawija di
persawahan.
C. Pertanian – Peternakan
Hubungan antara pertanian dengan
peternakan dalam sistem pertanian terpadu tergantung pada sudut pandang yang
diambil. Manfaat yang bisa diambil dari peternakan adalah kotoran hewan ternak
dapat digunakan sebagai pupuk kandang bagi tanaman. Tenaga hewan ternak juga
dapat digunakan sebagai tenaga pengolah lahan dan dapat juga dimanfaatkan
sebagai tenaga pengangkutan hasil pertanian di mana akan menghemat biaya
karena tidak membutuhkan bahan bakar layaknya kendaraan bermotor.
D. Pertanian –
Wisata
Hubungan antara pertanian dengan
wisata sering disebut dengan agrowisata. Agrowisata adalah salah satu bentuk
pariwisata yang obyek wisata utamanya adalah lanskap pertanian, maka dapat
dikatakan bahwa agrowisata merupakan wisata yang memanfaatkan obyek-obyek
pertanian.. Pengembangan wisata dengan metode pertanian memiliki kesenangan
tersendiri. Di dalamnya para wisatawan dapat mengetahui lebih lanjut tentang
pertanian dan bahkan dapat melakukannya.
BAB III
SUMBER DAYA PRODUKSI PERTANIAN YANG BERASAL DARI INTERNAL DAN EKSTERNAL
A.
Sumber Daya Internal
a) Matahari : sumber energi dalam proses fotosintesis tumbuhan.
b) Air: berasal dari hujan atau jaringan irigasi local.
c) Nitrogen : fiksasi dari udara atau daur ulang bahan-bahan organik.
d) Nutrisi lain: berasal dari tanah dan daur ulang tanaman.
e) Gulma dan pengendali hama: menggunakan herbisida dan pestisida nabati.
f)
Benih: diproduksi dari sendiri
g) Mesin pertanian: dirakit dan dirawat oleh petani dan masyarakat.
h) Tenaga kerja: berasal dari keluarga sendiri atau sekitar usaha tani.
i)
Modal: bersumber dari
keluarga dan masyarakat sekitar usaha tani.
j)
Manajemen: mengandalkan sesame
petani dan komunitas lokal.
B. Sumber Daya Eksternal.
a) Cahaya buatan: digunakan pada rumah kaca untuk produksi pangan
b) Air: berasal dari waduk besar, distribusi terpusat, atau sumur dalam.
c) Nitrogen: terutama berasal dari pupuk kimia.
d) Nutrisi lain: berasal dari penambagan, proses, dan impor.
e) Gulma dan pengendali hama: dengan herbisida kimia dan insektisida kimia.
f)
Benih: hibrida atau varietas lain
yang diperjual-belikan.
g) Tenaga kerja: bersifat upahan atau tenaga buruh dari luar.
h) Modal: pinjaman dari lembaga pelepas uang secara kredit.
i)
Manajemen: dari pedagang input,
PPL, dan sebagainya.
BAB IV
HIEA, LEIA DAN LEISA
A.
HEIA (high-external-input agriculture)
merupakan
system pertanian cenderung berkembang menuju sistem yang menggunakan masukan
eksternal berlebihan. Sistem ini telah terbukti berhasil meningkatkan produksi
pertanian berkat dukungan masukan eksternal yang berupa benih varietas unggul
(terutama hibrid), agrokimia (terutama pupuk inorganik dan pestisida buatan),
bahan bakar asal fosil untuk mekanisasi, dan dalam beberapa kasus juga irigasi.
HEIA disadari berdampak padahal-hal yang tidak diinginkan, berupa kondisi lingkungan
yang rusak dan berbahaya bagi mahluk hidup termasuk manusia. Hal ini terjadi
karena sistem tersebut sangat tergantung pada masukan bahan kimia.
B.
LEIA (low external-input agriculture)
merupakan
sistem pertanian yang menggunakan sumberdaya lokal secara intensif dengan
sedikit atau tidak sama sekali masukan eksternal. Meskipun demikian bukanlah
merupakan sistem pertanian yang ramah lingkungan. Hal ini terjadi karena sistem
ini banyak dipraktekkan di kawasan yang tersebar dan rawan erosi, seperti di
lahan-lahan yang berlereng di perbukitan sehingga mengakibatkan kerusakan
sumberdaya alam. Adanya kelemahan-kelemahan dari sistem HEIA dan LEIA maka
dibutuhkan sistem pertanian alternatif yang meniru ekosistem alamiah yang
dinilai sebagai ekosistem yang berkelanjutan dan di antara sistem buatan yang
diinginkan itu, adalah sistem LEISA.
C.
LEISA (Low external input
sustainable agriculture)
merupakan
bentuk system pertanian yang berupaya mengoptimalkan penggunaan sumberdaya yang
tersedia secara lokal dengan mengkombinasikan komponen yang berbeda dalam
sistem lapang produksi (yaitu tanaman, hewan, tanah, air, iklim, dan
manusianya). Dalam sistem LEISA, resiko ekologik dari masukan eksternal yang
tinggi dihindari, karena itu, masukan eksternal berupa bahan-bahan agrokimia
hanya digunakan secara terbatas. Sebaliknya, kinerja sistem diperkaya dengan pelibatan masukan internal yang diproduksi sendiri di dalam
sistem. Selain itu, biodiversitas (khususnya tanaman) ditingkatkan. Dengan
karakteristik demikian, ekosistem yang diharapkan ini akan menjadi produktif
dan berkelanjutan karena memiliki fungsi ekologik yang baik akibat adanya peran
komplementer dan sinergik dari aneka spesies tanaman, hewan, dan mikroorganisme
yang menghasilkan masukan internal dan menciptakan fungsi protektif.
BAB V
USAHA TANI JAGUNG
A.
Biaya Sarana Produksi
Untuk biaya sarana produksi seperti bibit, pupuk dan insektisida seperti
dalam tabel dibawah ini:
Tabel 1. Tabel Biaya Sarana Produksi
No
|
Uraian
|
Unit
|
Harga/satuan (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
1
|
Benih Jagung
|
10 kg
|
50.000
|
500.000
|
2
|
Pupuk
Urea
TSP 36
KCL
|
250 Kg
75 Kg
40 Kg
|
1.800
2.000
1.950
|
450.000
150.000
78.000
|
3
|
Insektisida
|
2 liter
|
50.000
|
100.000
|
Total
|
1.278.000
|
Sumber: Data Olahan
2014
B.
Biaya Tenaga Kerja
Besarnya biaya tenaga kerja seperti dalam tabel dibawah ini:
Tabel 2. Tabel Biaya Tenaga Kerja
No
|
Uraian
|
Unit
|
Harga/satuan (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
1
|
Pengolahan
lahan (3 hr)
|
4 orang
|
40.000
|
160.000
|
2
|
Penanaman (2
hr)
|
3 orang
|
40.000
|
120.000
|
3
|
Penyiangan
dan pemumbunan (borongan)
|
1 paket
|
100.000
|
100.000
|
4
|
Pemupukan (2
hr)
|
2 orang
|
40.000
|
80.000
|
5
|
Pemeliharaan
lain
|
1 keg
|
100.000
|
100.000
|
6
|
Pemanenan
|
1 keg
|
150.000
|
150.000
|
Total
|
710.000
|
Sumber: Data Olahan
2014
C.
Biaya lain-lain
Biaya lain-lain dalam usaha tani jagung adalah sejumlah Rp. 100.000.
D.
Biaya Produksi Usaha Tani Jagung
Biaya produksi usahatani jagung
seperti tercantum dalam tabel dibawah ini:
Tabel 3. Tabel Biaya Produksi
No
|
Uraian
|
Biaya
|
1
|
Biaya sarana
produksi
|
Rp.1.278.000
|
2
|
Biaya tenaga
kerja
|
Rp.710.000
|
3
|
Biaya
lain-lain
|
Rp. 100.000
|
Total
|
Rp. 2.088.000
|
Sumber: Data Olahan 2014
E.
Penerimaan Usaha Tani Jagung
Penerimaan usaha tani
jagung yaitu hasil perkalian antara produksi dengan harga penjualan
seperti dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4. Tabel Penerimaan Usahatani Jagung
No
|
Uraian
|
Jumlah
|
1
|
Produksi
|
3,5 ton
|
2
|
Harga
penjulan
|
Rp. 2.500
|
Total
|
Rp. 8.750.000
|
Sumber: Data Olahan 2014
F.
Pendapatan Bersih
Pendapatan bersih adalah selisih
antara penerimaan dengan biaya produksi. Pendapatan bersih usahatani jagung
seperti dalam tabel dibawah ini:
Tabel 5. Tabel Pendapatan Bersih
No
|
Uraian
|
Jumlah
|
1
|
Penerimaan
|
Rp. 8.750.000
|
2
|
Biaya
Produksi
|
Rp. 2.088.000
|
Total
|
Rp. 6.662.000
|
Jadi keuntungan bersih yang didapatkan oleh petani jagung adalah Rp.
6.662.000.
- Untuk memaksimalkan keuntungan dari usaha tani jagung yaitu:
1. Meminimalkan atau membatasi
penggunaan infut eksternal seperti pupuk kimia dan insektisida atau racun kimia
dan memaksimalkan input internal.
2. Mengutamakan pertanian yang ramah
lingkungan, yaitu pertanian organik dan menggunakan system pertanian yang
berkelanjutan yaitu system LIESA sehingga petani memperoleh keuntungan yang
tinggi baik mengenai kualitas produk yang akan diminati olah masyarakat
nasional maupun internasional karena rendah zat kimia dan segi kuantitas atau
jumlah produksi yang tidak terlalu rendah dan biasa menyaingi perlakuan
dengan system pertanian HIEA maupun LIEA.
DAFTAR PUSTAKA
Rahman, Edi. 2012. Pertanian
Berkelanjutan dan Aplikasinya. Jurnal Harian:
Bandung
Suryani,Reni. 2011. Artikel:
Penerapan Integrasi Usaha Tanaman dan Ternak Serta Kebutuhan Penyuluhan
Peranian.
Widia, Tuti, 2009. Sistem
Pertanian Terpadu Ternak dan Tanaman. Dinas Pertanian: Yogyakarata.
Zulkarnaen. 2008. Sumber Daya
Produksi Pertanian. Medan: Universitas Sumatra Utara.
Saya akan merekomendasikan siapa pun yang mencari pinjaman Bisnis ke Le_Meridian, mereka membantu saya dengan pinjaman Empat Juta USD untuk memulai bisnis Quilting saya dan itu cepat. Ketika mendapatkan pinjaman dari mereka, mengejutkan betapa mudahnya mereka bekerja. Mereka dapat membiayai hingga jumlah $ 500,000,000.00 (Lima Ratus Juta Dolar) di wilayah mana pun di dunia selama ada 1,9% ROI yang dapat dijamin pada proyek tersebut. Prosesnya cepat dan aman. Itu benar-benar pengalaman positif. Hindari penipu di sini dan hubungi Layanan Pendanaan Le_Meridian Di. lfdsloans@lemeridianfds.com / lfdsloans@outlook.com. WhatsApp ... + 19893943740. jika Anda mencari pinjaman bisnis.
BalasHapus