VERTICAL FARMING
Lahan pertanian identik dengan sawah dan
perkebunan yang luas, namun di masa depan nampaknya hal ini akan berubah.
Karena area akan semakin sempit untuk hunian. Menurut Tiara (2013), Vertical Farming sendiri adalah sebuah cara untuk
mengolah tanaman dan hewan didalam rumah kaca pencakar langit atau pada bidang
vertical. Konsep mengenai Vertical Farming telah ada sejak jaman Babylonia (the
Hanging Gardens of Babylonia). Sedangkan Menurut Anonim (2014), Vertical Farming adalah membudidayakan tanaman atau hewan didalam sebuah gedung pencakar
langit atau bidang-bidang vertikal. Vertical
farming pada bangunan pencakar langit multi-fungsi merupakan sebuah konsep
yang dibuat oleh Ken Yeang. Menurut Ken Yeang, tumbuhan harus dirawat dan
dikembangkan di ruang terbuka, bangunan pencakar langit multifungsi untuk
mengatur iklim dan konsumsi tanaman yang ada.
Menurut FAO dan Nasa, pada tahun 2050 sekitar 80% dari populasi di bumi
akan tinggal di pusat kota. Perkiraan menurut pertambahan demografi saat ini,
populasi manusia akan meningkat sekitar 3 milliar orang . Perkiraan 109 hektar
tanah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan makanan untuk semuanya, jika
sistem bertanam tradisional tetap dilanjutkan seperti yang mereka lakukan saat
ini. Saat ini, diseluruh belahan dunia, lebih dari 80% tanah yang cocok untuk
ditanam telah digunakan, sedangkan 15% sisanya terbuang sia-sia karena kurang
baiknya manajemen penggunaan lahan.
Gambar 2.1 Grafik populasi penduduk
Sumber : UN
Departmen for Economoic and Social Affairs
- Keuntungan dari konsep Vertikal Farming (Makmur, 2014) yaitu:
a)
Dapat memproduksi jenis tanaman satu
tahun penuh, dengan 1 hektar lahan dalam ruangan sama dengan 4-6 hektar lahan
pertanian tradisional.
b)
Tidak ada kegagalan panen karena
faktor iklim, dan hama.
c)
Semua tanaman Vertical Farming
merupakan tanaman organik karena tidak menggunakan herbisida, pestisida, atau
fertilizers.
d)
Vertical Farming mengubah air yang
telah tercemar menjadi air yang dapat diminum dengan cara mengumpulkan air
hasil penguapan.
e)
Aktifitas Vertical Farming
menyebabkan pengurangan penggunaan bahan bakar fosil, karena tidak ada
penggunaan traktor, mesin pembajak dan pengiriman
f)
Vertical Farming menggunakan pupuk
organik yang berasal dari mengubah bagian-bagian tumbuhan dan hewan yang tidak
dapat dimakan.
- Kekurangan dari Vertical Farming (Sari, 2013) yaitu:
a)
Masalah
penyerbukan, karena Vertical Farming akan menjadi tempat yang bebas serangga,
maka proses penyerbukan harus dilakukan dengan manual oleh manusia, dimana akan
menyebabkan biaya produksi lebih besar.
b)
Biaya yang
dibebankan kepada konsumen saat membeli produk hasil dari Vertical Farming
sangat besar karena menanggung beban produksi yang tidak sedikit.
SUMBER
REFERENSI:
Anonim, 2014. Perencanaan
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Dengan Teknik Vertical Farming.
Makmur,2014.
Pertanian Masa Depan.
http://mahasiswa.ung.ac.id/613412110/home/categories/agriculture.
Diakses Pada Hari Selasa, 13 Mei 2014.
Sari, 2013. Vertical
Farming Konsep Pertanian Masa Depan. ITB: Bandung.
Tiara,
2013. Vertical Farming. http://astridtiarapolines.blogspot.com/2013/11/vertical-farming.html.
Diakses Hari Selasa, 13 Mei 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar