Jumat, 18 Juli 2014

KONSERVASI TANAH DAN AIR



Konservasi Tanah dan Air
Konservasi Tanah dan Air

Konservasi tanah adalah penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukkannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperluka agar tidak terjadi kerusakan tanah.
Konservasi air adalah pemanfaatan dan penggunaan air secara bijaksana dan sesuai keperluan, agar tidak terjadi pencemaran, kerusakan dan bencana seperti banjir dan kesulitan air saat musim kemarauJadi konservasi tanah dan air adalah suatu usaha yang dilakukan untuk melindungi dan melestarikan tanah dan air dari kerusakan serta memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanah, kualitas dan kuantitas tanah dan air.
Ada macam-macam metode untuk konservsi tanah dan air:
       1.   Metode vegetatif
                  Metode vegetatif adalah suatu cara pengelolaan lahan dengan menggunakan tanaman sebagai sarana konservasi tanah. Metode vegetatif untuk konservasi tanah dan air termasuk antara lain: penanaman penutup lahan (cover crop) berfungsi untuk menahan air hujan agar tidak langsung mengenai permukaan tanah, menambah kesuburan tanah (sebagai pupuk hijau), mengurangi pengikisan tanah oleh air dan mempertahankan tingkat produktivitas tanah.

·         Macam-macam teknik secara vegetetif adalah:

a.     Penanaman Lorong (alley croping)
Penanaman lorong adalah sistem bercocok tanam dan konservasi tanah dimana barisan tanaman perdu ditanam secara rapat menurut garis kontur yang berfungsi sebagai tanaman pagar dan tanaman semusim ditanam pada lorong diantara tanaman pagar.
                  b.    Silvipastura
Silvipastura sebenarnya bentuk lain dari tumpangsari. Tetapi yang ditanam disela-sela tanaman hutan bukan tanaman pangan melainkan tanaman pakan ternak seperti rumput gajah, setaria, dll.
c.     Strip rumput
Strip rumput ini hampir sama dengan penanaman lorong.  tetapi dalam strip rumput, tanaman rumput yang ditanam dimaksudkan untuk mengurangi erosi dan sebagai penyedia pakan ternak.
d.    Pemberian tanaman penutup tanah
Pemberian tanaman penutup tanah adalah tanah yang ditanami tanaman/tumbuhan baik secara sengaja maupun tidak sengaja yang berperan dalam kesuburan tanah dan pencegahan erosi.
2.  Metode mekanik
Cara mekanik adalah cara pengelolaan lahan tegalan dengan menggunakan sarana fisik seperti tanah dan batu sebagai sarana konservaasinya. Tujuannya untuk mengurangi erosi, menampung dan mengalirkan air permukaan.
·         Macam-macam teknik secara mekanik
a. Pengolahan tanah menurut kontur adalah setiap jenis pengolahan tanah (pembajakan, pencangkulan, pemerataan) mengikuti garis kontur sehingga terbentuk alur-alur dan jalur tumpukan tanah yang searah kontur dan memotong lereng. Alur-alur tanah ini akan menghambat aliran air di permukaan dan mencegah erosi sehingga dapat menunjang konservasi di daerah kering. Keuntungan utama pengolahan tanah menurut kontur adalah terbentuknya penghambat aliran permukaan yang memungkinkan penyerapan air dan menghindari pengangkutan tanah.
b. Pembuatan terras adalah untuk mengubah permukaan tanah miring menjadi bertingkat-tingkat untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan dan menahan serta menampungnya agar lebih banyak air yang meresap ke dalam tanah melalui proses infiltrasi. Pembuatan  terras berfungsi untuk mengurangi panjang lereng dan menahan air sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan dan memungkinkan penyerapan oleh tanah, dengan demikian erosi berkurang.

§  Teras gulud
adalah guludan yang dilengkapi dengan rumput penguat dan saliran air pada bagian lereng atasnya. Guludan adalah tumpukan tanah yang dibuat memanjang murut garis kontur atau memotong lereng.
§  Teras bangku
Teras bangku atau teras tetangga dibuat dengan jalan memotong lereng dan meratakan tanah dibidang olah sehingga terjadi suatu deretan berbentuk tangga.
§  Embung
adalah bangunan penampung air yang berfungsi sebagai pemanen limpasan air permukaan dan air hujan. Berfungsi sebagai penyedia air dimusim kemarau
§  Dam parit
Adalah cara mengumpulkan atau membendung aliran air pada suatu parit dengan tujuan untuk menampung aliran air permukaan sehingga dapat digunakan untuk mengairi lahan disekitarnya

§  Metode kimia
Yang dimaksud dengan cara kimia dalam usaha pencegahan erosi, yaitu dengan pemanfaatan soil conditioner atau bahan-bahan pemantap tanah dalam hal memperbaiki struktur tanah sehingga tanah akan tetap resisten terhadap erosi. Bahan kimia sebagai soil conditioner mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap stabilitas agregat tanah. Pengaruhnya berjangka panjang karena senyawa tersebut tahan terhadap mikroba tanah. Permeabilitas tanah dipertinggi dan erosi berkurang. Bahan tersebut juga memperbaiki pertumbuhan tanaman semusim pada tanah liat yang berat.

Salah satu contoh konservasi tanah dan air yang ada di daerah salatiga merupakan daerah yang cukup dikenal akan produktivitas tanaman sayuran dan hias. Salah satu daerah yang saya kunjungi adalah daerah karangduwet yang merupakan salah satu tempat pertanian sayuran organik.  Daerah pertanian organik ini menggunakan bedeng untuk menanam sayuran, kemudian bedeng-bedeng ini ditanami tanaman menjalar sebagai penutup  permukaan bedeng. Ada juga yang di tutup dengan daun-daun kering dan jerami. Penutupan tanah bedeng dengan tanaman ini dapat dikatakan sebagai salah satu usaha dalam konservasi tanah dan air menggunakan metode vegetatif. Dengan demikian akan tetap menjaga kelembaban tanah, menjaga kandungan hara dalam tanah dan menjaga air hujan agar tidak langsung ke permukaan tanah dan jika daun mulai membusuk dapat menjadi tambahan nutrisi bagi tanaman yang ditanam dalam bedengan. Metode mekanik juga dilakukan dalam pertanian ini, sebagai pembatas antar blok dibuat guludan-guludan.



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8y6dpbrnEUer7zz_N7arFOER_q1VGc8YXnsz5CTHdcyuQXaLG3uPd-YzaN3ooVMGF1kBMyTtR6iJTkd4rEabVV-sEaYGIJ7RZqtQGQzZY_SLTB7x_edfsgisbs6nXT4tbGqmyCyZ_2Kc/s1600/m1.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjr3P5_x8q70l8avaPpPJwokoZdufJ-EmAdvfA1Hp_T3GKbBbZb-08eTwwT31KWxCLKjaXCQJRweJbNCp5coipxpzXNyRcUWK8dwEFgg5m5xKnISyHdZ32z6nOcc1R8pq0l_-jY9CWm95o/s320/100_4074.JPG

Selain itu juga menggunakan metode kimia dengan mengelola lahan pertanian dengan pemberian nutrisi atau pemupukan dengan pupuk organik yang terbuat dari tanaman obat, tanaman-tanaman yang berasa pahit, beracun dan berbau tidak enak, seperti tanaman tembakau, sambiloto, bunga tembelekan,dll.
           

DAFTAR PUSTAKA

Aidia. 2011. Metode konservasi tanah dan air. http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/03/metode-konservasi-tanah-dan-air.html diakses pada 10 November 2012

Beydha, Inon, Konsevasi Tanah dan Air di Indonesia Kenyataan dan Harapan,http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3784/1/komunikasi-Inon3.pdf. Diakses pada 10 November 2012
           
Anonim. 2010. Konservasi tanah dan air. http://bebasbanjir2025.wordpress.com/04-konsep-konsep-dasar/konservasi-tanah-dan-air/ diakses pada 10 November 2012 

SISTEM PERTANIAN TERPADU



TUGAS SISTEM PERTANIAN TERPADU
OLEH:
         EVI SUSANA/AGRIBISNIS SEMESTER IV
   NIM: 11.04.13.0061
                 KAMIS, 17 JULI 2014


                                                                        BAB I
 SISTEM PERTANIAN TERPADU

A.  Sistem Pertanian Terpadu
Sistem pertanian terpadu adalah satu sistem yang menggunakan ulang dan mendaur ulang menggunakan tanaman dan hewan sebagai mitra, menciptakan suatu ekosistem yang meniru cara alam bekerja.
Sistem pertanian terpadu merupakan sistem di mana pertanian dapat bermanfaat dan berperan penting dalam suatu bidang tertentu baik itu secara langsung maupun tidak langsung, begitu pula sebaliknya. Umumnya bidang-bidang tersebut mempunyai hubungan tertentu yang lebih spesifik dengan pertanian. Adapun beberapa bidang yang di dalamnya pertanian dapat diterapkan, diantaranya adalah perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan dan wisata.
B.  Pengertian Pertanian Berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pemanfaatan sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumberdaya tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources) untuk proses produksi pertanian dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin. Ciri-ciri pertanian berkelanjutan adalah Secara ekonomi menguntungkan dan dapat dipertanggung jawabkan (economically viable) dan Berwawasan ekologis (ecologically sound), berkeadilan sosial dan Manusiawi dan menghargai budaya lokal, dan mampu berdaptasi (adaptable).
1.  indikator pertanian berkelanjutan
1. Menghasilkan produk pertanian yang berkualitas dengan kuantitas memadai,
2.   Membudidayakan tanaman secara alami.
3. Mendorong dan meningkatkan siklus hidup biologis dalam ekosistem pertanian,
4.   Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah jangka panjang,
5. Menghindarkan seluruh bentuk cemaran yang diakibatkan penerapan teknik  pertanian dan memelihara keragaman genetik sistem pertanian.

BAB II
POLA SISTEM PERTANIAN TERPADU

Adapun beberapa bidang yang di dalamnya pertanian dapat diterapkan, di antaranya adalah perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan dan wisata.

A.  Pertanian – Kehutanan
Salah satu bentuk system pertanian terpadu pertanian-kehutanan adalah agroforestry yaitu penanaman tanaman tahunan, dengan tanaman semusim. Tanaman tahunan, dalam bentuk tanaman hutan, keras, guna untuk rehabilitasi, disamping untuk rehabilitasi, ditanamkan juga tanaman semusim untuk faktor ekonomi.
B.  Pertanian – Perikanan
Sistem mina padi merupakan cara pemeliharaan ikan di sela-sela tanaman padi, sebagai penyelang diantara dua musim tanam padi atau pemeliharaan ikan sebagai pengganti palawija di persawahan.
C.  Pertanian – Peternakan
Hubungan antara pertanian dengan peternakan dalam sistem pertanian terpadu tergantung pada sudut pandang yang diambil. Manfaat yang bisa diambil dari peternakan adalah kotoran hewan ternak dapat digunakan sebagai pupuk kandang bagi tanaman. Tenaga hewan ternak juga dapat digunakan sebagai tenaga pengolah lahan dan dapat juga dimanfaatkan sebagai tenaga pengangkutan hasil pertanian di  mana akan menghemat biaya karena tidak membutuhkan bahan bakar layaknya kendaraan bermotor.
D.      Pertanian – Wisata
Hubungan antara pertanian dengan wisata sering disebut dengan agrowisata. Agrowisata adalah salah satu bentuk pariwisata yang obyek wisata utamanya adalah lanskap pertanian, maka dapat dikatakan bahwa agrowisata merupakan wisata yang memanfaatkan obyek-obyek pertanian.. Pengembangan wisata dengan metode pertanian memiliki kesenangan tersendiri. Di dalamnya para wisatawan dapat mengetahui lebih lanjut tentang pertanian dan bahkan dapat melakukannya.


BAB III
SUMBER DAYA PRODUKSI PERTANIAN YANG BERASAL DARI INTERNAL DAN EKSTERNAL

A.   Sumber Daya Internal
a)  Matahari : sumber energi dalam proses fotosintesis tumbuhan.
b)  Air: berasal dari hujan atau jaringan irigasi local.
c)  Nitrogen : fiksasi dari udara atau daur ulang bahan-bahan organik.
d)  Nutrisi lain: berasal dari tanah dan daur ulang tanaman.
e)  Gulma dan pengendali hama: menggunakan herbisida dan pestisida nabati.
f)   Benih: diproduksi dari sendiri
g)  Mesin pertanian: dirakit dan dirawat oleh petani dan masyarakat.
h)  Tenaga kerja: berasal dari keluarga sendiri atau sekitar usaha tani.
i)    Modal:  bersumber dari keluarga dan masyarakat sekitar usaha tani.
j)    Manajemen: mengandalkan sesame petani dan komunitas lokal.
B. Sumber Daya Eksternal.
a)  Cahaya buatan: digunakan pada rumah kaca untuk produksi pangan
b)  Air: berasal dari waduk besar, distribusi terpusat, atau sumur dalam.
c)  Nitrogen: terutama berasal dari pupuk kimia.
d)  Nutrisi lain: berasal dari penambagan, proses, dan impor.
e)  Gulma dan pengendali hama: dengan herbisida kimia dan insektisida kimia.
f)   Benih: hibrida atau varietas lain yang diperjual-belikan.
g)  Tenaga kerja: bersifat upahan atau tenaga buruh dari luar.
h)  Modal: pinjaman dari lembaga pelepas uang secara kredit.
i)    Manajemen: dari pedagang input, PPL, dan sebagainya.
   



      BAB IV
HIEA, LEIA DAN LEISA
A.     HEIA (high-external-input agriculture)
merupakan system pertanian cenderung berkembang menuju sistem yang menggunakan masukan eksternal berlebihan. Sistem ini telah terbukti berhasil meningkatkan produksi pertanian berkat dukungan masukan eksternal yang berupa benih varietas unggul (terutama hibrid), agrokimia (terutama pupuk inorganik dan pestisida buatan), bahan bakar asal fosil untuk mekanisasi, dan dalam beberapa kasus juga irigasi. HEIA disadari berdampak padahal-hal yang tidak diinginkan, berupa kondisi lingkungan yang rusak dan berbahaya bagi mahluk hidup termasuk manusia. Hal ini terjadi karena sistem tersebut sangat tergantung pada masukan bahan kimia.
B.     LEIA (low external-input agriculture)
merupakan sistem pertanian yang menggunakan sumberdaya lokal secara intensif dengan sedikit atau tidak sama sekali masukan eksternal. Meskipun demikian bukanlah merupakan sistem pertanian yang ramah lingkungan. Hal ini terjadi karena sistem ini banyak dipraktekkan di kawasan yang tersebar dan rawan erosi, seperti di lahan-lahan yang berlereng di perbukitan sehingga mengakibatkan kerusakan sumberdaya alam. Adanya kelemahan-kelemahan dari sistem HEIA dan LEIA maka dibutuhkan sistem pertanian alternatif yang meniru ekosistem alamiah yang dinilai sebagai ekosistem yang berkelanjutan dan di antara sistem buatan yang diinginkan itu, adalah sistem LEISA.
C.     LEISA (Low external input sustainable agriculture)
merupakan bentuk system pertanian yang berupaya mengoptimalkan penggunaan sumberdaya yang tersedia secara lokal dengan mengkombinasikan komponen yang berbeda dalam sistem lapang produksi (yaitu tanaman, hewan, tanah, air, iklim, dan manusianya). Dalam sistem LEISA, resiko ekologik dari masukan eksternal yang tinggi dihindari, karena itu, masukan eksternal berupa bahan-bahan agrokimia hanya digunakan secara terbatas. Sebaliknya, kinerja sistem diperkaya dengan pelibatan masukan internal yang diproduksi sendiri di dalam sistem. Selain itu, biodiversitas (khususnya tanaman) ditingkatkan. Dengan karakteristik demikian, ekosistem yang diharapkan ini akan menjadi produktif dan berkelanjutan karena memiliki fungsi ekologik yang baik akibat adanya peran komplementer dan sinergik dari aneka spesies tanaman, hewan, dan mikroorganisme yang menghasilkan masukan internal dan menciptakan fungsi protektif.

  
BAB V
USAHA TANI JAGUNG

A.   Biaya Sarana Produksi
Untuk biaya sarana produksi seperti bibit, pupuk dan insektisida seperti dalam tabel dibawah ini:
Tabel 1. Tabel Biaya Sarana Produksi
No
Uraian
Unit
Harga/satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
1
Benih Jagung
10 kg
50.000
500.000
2
Pupuk
         Urea
         TSP 36
         KCL

250 Kg
75 Kg
40 Kg

1.800
2.000
1.950

450.000
150.000
78.000
3
Insektisida
2 liter
50.000
100.000
Total


1.278.000
   Sumber: Data Olahan 2014
B.   Biaya Tenaga Kerja
Besarnya biaya tenaga kerja seperti dalam tabel dibawah ini:
            Tabel 2. Tabel  Biaya Tenaga Kerja
No
Uraian
Unit
Harga/satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
1
Pengolahan lahan (3 hr)
4 orang
40.000
160.000
2
Penanaman (2 hr)
3 orang
40.000
120.000
3
Penyiangan dan pemumbunan (borongan)
1 paket
100.000
100.000
4
Pemupukan (2 hr)
2 orang
40.000
80.000
5
Pemeliharaan lain
1 keg
100.000
100.000
6
Pemanenan
1 keg
150.000
150.000
Total


710.000
   Sumber: Data Olahan 2014

C.   Biaya lain-lain
Biaya lain-lain dalam usaha tani jagung adalah sejumlah Rp. 100.000.

D.   Biaya Produksi Usaha Tani Jagung
Biaya produksi usahatani jagung seperti tercantum dalam tabel dibawah ini:
Tabel 3. Tabel Biaya Produksi
No
Uraian
Biaya
1
Biaya sarana produksi
Rp.1.278.000
2
Biaya tenaga kerja
Rp.710.000
3
Biaya lain-lain
Rp. 100.000
Total
Rp. 2.088.000
Sumber: Data Olahan 2014
E.    Penerimaan Usaha Tani  Jagung
Penerimaan usaha tani jagung  yaitu hasil perkalian antara produksi dengan harga penjualan seperti dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4. Tabel Penerimaan Usahatani Jagung
No
Uraian
Jumlah
1
 Produksi  
3,5 ton
2
Harga  penjulan
Rp. 2.500
Total
Rp. 8.750.000
Sumber: Data Olahan 2014
F.    Pendapatan Bersih
Pendapatan bersih adalah selisih antara penerimaan dengan biaya produksi. Pendapatan bersih usahatani jagung seperti dalam tabel dibawah ini:
            Tabel 5. Tabel Pendapatan Bersih
No
Uraian
Jumlah
1
 Penerimaan
Rp. 8.750.000
2
Biaya Produksi  
Rp. 2.088.000
Total
Rp. 6.662.000

       Jadi keuntungan bersih yang didapatkan oleh petani jagung adalah Rp. 6.662.000.
            

  •  Untuk memaksimalkan keuntungan dari usaha tani jagung yaitu:
1. Meminimalkan atau membatasi penggunaan infut eksternal seperti pupuk kimia dan insektisida atau racun kimia dan memaksimalkan input internal.
2. Mengutamakan pertanian yang ramah lingkungan, yaitu pertanian organik dan menggunakan system pertanian yang berkelanjutan yaitu system LIESA sehingga petani memperoleh keuntungan yang tinggi baik mengenai kualitas produk yang akan diminati olah masyarakat nasional maupun internasional karena rendah zat kimia dan segi kuantitas atau jumlah produksi yang tidak terlalu rendah dan biasa menyaingi  perlakuan dengan system pertanian HIEA maupun LIEA.



DAFTAR PUSTAKA

Rahman, Edi. 2012. Pertanian Berkelanjutan dan Aplikasinya. Jurnal Harian:     Bandung
Suryani,Reni. 2011. Artikel: Penerapan Integrasi Usaha Tanaman dan Ternak Serta Kebutuhan Penyuluhan Peranian.
Widia, Tuti, 2009. Sistem Pertanian Terpadu Ternak dan Tanaman. Dinas Pertanian: Yogyakarata.
Zulkarnaen. 2008. Sumber Daya Produksi Pertanian. Medan: Universitas Sumatra Utara.