TUGAS I “SISTEM PERTANIAN TERPADU”
DOSEN PENGAMPUH: IEKE
WULAN AYU, SP., M.Si
DISUSUN OLEH: EVI
SUSANA (11.04.13.0061/AGRIBISNIS)
VERTICAL FARMING
Lahan pertanian identik dengan sawah dan
perkebunan yang luas, namun di masa depan nampaknya hal ini akan berubah.
Karena area akan semakin sempit untuk hunian. Menurut Tiara (2013), Vertical Farming sendiri adalah sebuah cara untuk
mengolah tanaman dan hewan didalam rumah kaca pencakar langit atau pada bidang
vertical. Konsep mengenai Vertical Farming telah ada sejak jaman Babylonia (the
Hanging Gardens of Babylonia). Sedangkan Menurut Anonim (2014), Vertical Farming adalah membudidayakan tanaman atau
hewan didalam sebuah gedung pencakar langit atau bidang-bidang vertikal. Vertical farming pada bangunan pencakar
langit multi-fungsi merupakan sebuah konsep yang dibuat oleh Ken Yeang.
Vertical farming atau pertanian vertikal
sama dengan Sistem pertanian vertikultur. Sistem Pertanian Vertikultur adalah
sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat.
Sementara itu, vertikultur organik adalah budidaya tanaman secara vertikal
dengan menggunakan sarana media tanam, pupuk, dan pestisida yang berasal dari
bahan organik non kimiawi. Sistem vertikultur merupakan solusi atau jawaban
bagi yang berminat dalam budidaya tanaman namun memiliki ruang atau lahan yang
sangat terbatas. Vertikultur tidak hanya sekadar kebun vertikal. Namun ide ini
akan merangsang seseorang untuk menciptakan khasanah biodiversitas di
pekarangan yang sempit sekalipun. Dengan struktur vertikal, akan memudahkan
pengguna membuat dan memeliharanya (Soegiarto, Joesoef, 2013). Adapun Tujuan
vertikultur yaitu:
1) Memanfaatkan
lahan sempit yang tidak produktif menjadi lahan sempit yang produktif dengan
aplikasi vertikultur.
2) Menghemat
pengeluaran dengan cara memiliki tanaman sayuran sendiri.
3) Menambah
nilai estetika lahan pekarangan.
4) Dapat
sebagaio variasi melengkapi sebagai tiang rumah utama
Menurut FAO dan Nasa, pada tahun 2050 sekitar 80% dari populasi di bumi
akan tinggal di pusat kota. Perkiraan menurut pertambahan demografi saat ini,
populasi manusia akan meningkat sekitar 3 milliar orang . Perkiraan 109 hektar
tanah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan makanan untuk semuanya, jika
sistem bertanam tradisional tetap dilanjutkan seperti yang mereka lakukan saat
ini. Saat ini, diseluruh belahan dunia, lebih dari 80% tanah yang cocok untuk
ditanam telah digunakan, sedangkan 15% sisanya terbuang sia-sia karena kurang
baiknya manajemen penggunaan lahan.
Gambar 2.1 Grafik populasi penduduk
Sumber : UN
Departmen for Economoic and Social Affairs
Ø Keuntungan dari konsep
Vertikal Farming (Makmur, 2014) yaitu:
a)
Dapat memproduksi
jenis tanaman satu tahun penuh, dengan 1 hektar lahan dalam ruangan sama dengan
4-6 hektar lahan pertanian tradisional.
b)
Tidak ada kegagalan
panen karena faktor iklim, dan hama.
c)
Semua tanaman
Vertical Farming merupakan tanaman organik karena tidak menggunakan herbisida,
pestisida, atau fertilizers.
d)
Vertical Farming
mengubah air yang telah tercemar menjadi air yang dapat diminum dengan cara
mengumpulkan air hasil penguapan.
e)
Aktifitas Vertical
Farming menyebabkan pengurangan penggunaan bahan bakar fosil, karena tidak ada
penggunaan traktor, mesin pembajak dan pengiriman
f)
Vertical Farming
menggunakan pupuk organik yang berasal dari mengubah bagian-bagian tumbuhan dan
hewan yang tidak dapat dimakan.
Ø
Kekurangan dari
Vertical Farming (Sari, 2013)
yaitu:
a)
Masalah
penyerbukan, karena Vertical Farming akan menjadi tempat yang bebas serangga,
maka proses penyerbukan harus dilakukan dengan manual oleh manusia, dimana akan
menyebabkan biaya produksi lebih besar.
b)
Biaya yang
dibebankan kepada konsumen saat membeli produk hasil dari Vertical Farming
sangat besar karena menanggung beban produksi yang tidak sedikit.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 2014. Perencanaan
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Dengan Teknik Vertical Farming.
Makmur,2014. Pertanian Masa Depan.
http://mahasiswa.ung.ac.id/613412110/home/categories/agriculture. Diakses Pada Hari Selasa, 13
Mei 2014.
Sari, 2013. Vertical Farming Konsep Pertanian Masa Depan. ITB: Bandung.
Soegiarto, 2013. Solusi Tepat Pertanian
Budidaya Vertikultur Organic Di Lahan Sempit. http://epetani.deptan.go.id/budidaya/solusi-tepat-pertanian-budidaya-vertikultur-organic-di-lahan-sempit-7790.
diakses 13 Mei 2014.
Tiara,
2013. Vertical Farming. http://astridtiarapolines.blogspot.com/2013/11/vertical-farming.html.
Diakses Hari Selasa, 13 Mei 2014.